Friday, October 14, 2011

Arsitektur Enterprise


Enterprise Architecture (arsitektur enterprise) bukanlah hal yang baru pada dewasa ini, tetapi merupakan suatu paradigma dalam pengembangan konsep untuk pengembangan sebuah sistem informasi. Arsitektur enterprise merupakan suatu aktivitas dan kegiatan yang komplek dimulai dari pendefinisian arsitektur bisnis, data, aplikasi dan teknologi yang ada dalam organisasi untuk kebutuhan pengembangan sistem informasi. Pengembangan sistem informasi yang baik adalah sebuah pengembangan sistem informasi yang didasari dengan perencanaan dan mencoba mengidentifikasi kebutuhan yang sebenarnya, tepat guna dan mampu beradaptasi dengan perubahan peraturan, perubahan kebijakan, perubahan pengelolaan dan perubahan teknologi.

Salah satu tantangan terbesar dalam perencanaan teknologi informasi (TI) organisasi pada dewasa ini adalah memastikan [1] keselarasan antara arsitektur TI, rencana TI dengan kebutuhan bisnis; [2] keseimbangan antara esifisiensi TI dan inovasi bisnis. Kedua tantangan besar ini hanya dapat dicapai jika ada sebuah framework atau metodologi yang memastikan integrasi antara arsitektur bisnis dengan arsitektur TI. Pendekatan berbasis arsitektur enterprise akan memberikan assurance akan keselarasan dan efisiensi arsitektur TI dengan kebutuhan bisnis.

Pendekatan logis, konfrehensif, dan holistik untuk merancang dan mengimplementasikan sistem dan komponen sistem secara bersamaan merupakan pekerjaan yang tidak bisa dilakukan tanpa adanya perencanaan dan adanya suatu model standar yang bisa dijadikan acuan. Model arsitektur enterprise yang sudah dihasilkan ini diharapkan dapat menjadi kerangka dasar bagi organisasi dalam mengadopsi penerapan arsitektur enterprise, serta bisa dijadikan sebagai pola pikir bagi organisasi dalam mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi yang terintegrasi. Secara umum, konstribusi nyata dari model arsitektur enterprise untuk organisasi diantaranya adalah:
  1. Menentukan arah jangka panjang dan kesiapan (readiness) dari organisasi atau institusi
  2. Memperluas pilihan, alternatif dan opsi dalam penerapan sistem informasi berdasarkan kebutuhan organisasi
  3. Menentukan prioritas penggunaan sumber daya informasi secara efisien untuk kebutuhan organisasi
  4. Memungkinkan peringatan dini tentang kesulitan dan persoalan dalam pengembangan sisten informasi organisasi
  5. Perbaikan dalam pemilihan, penggunaan teknologi yang membawa kepada kemampuan bertahan organisasi dalam lingkungan teknologi yang kompleks dan dapat berubah-ubah setiap waktu
  6. Mendapatkan manfaat pembelajaran dan manajemen pengetahuan bagi organisasi